<< Sebelumnya “’ Kematian harus dibayar dengan kematian lainnya’ , iya, kan? Aku rela mati demi kebahagiaanmu.” “Tidak! Tidak, aku-... aku tidak mungkin bahagia tanpamu!” “Kau berhasil memutar waktu hanya untuk ini, kan? Dan jika memang akulah bayarannya, aku akan menerimanya. Karna aku sayang kamu, Winar.” Winar sangat tidak sanggup melihat kepergian calon istrinya yang ia sayangi itu. Di saat Winar mencoba menahan air matanya yang mengalir deras di pipinya, wanita itu berkata kepada Winar, “Berjanjilah padaku, Winar. Jagalah ibumu baik-baik. Karna itu yang menjadi alasanmu untuk memulai ini semua. Dan jangan sesali kepergianku. Ya?” Senyumnya.