reWRITE [Part 2]
5
hari kemudian.
"Gun,
kamu masih gak mau sekolah?"
"..."
"...
Gun, ibu ngerti perasaan kamu. Tapi kamu gak boleh begini terus."
"...
Ibu... bisa keluar kamarku sebentar, gak? Guntur... lagi mau sendiri."
"...
“ Ibu, pun
keluar dari kamar gue.
Gue...
gak tau kenapa, ngerasa bersalah sama apa yang udah nimpa temen gue. Gue
seakan-akan udah tau apa yang bakal kejadian. Gue... udah tau, tapi... gue...
gue lupa...?
Terus, ada yang ngetok pintu kamar gue.
"...
Bu, udah Guntur bilangin, Guntu-"
"Iya.
Tapi ini ada kiriman paket dari kakekmu."
"Ha...
? ...” Pelan-pelan gue
yang kebingungan ini bangun dari kasur.
"Paketnya
ibu taro sini, ya?"
"Y-ya,
bu."
Gak lama abis ibu tinggal, gue buka pintu kamar gue
dan gue ambil paket itu. Paketnya
cuma satu flash drive sama semacem catetan dari kakek gue.
"...
Kakek... ujungnya kenapa harus pake love sama muah segala, sih?
Hii~! Tapi... makasih, kek."
Gue
agak skeptis sama "bantuan" dari kakek gue. Maksud gue, apa coba yang
bisa dimasukkin ke flash drive 16 GB jaman sekarang. Di jaman gue sekarang,
flash drive 200 GB itu flash drive yang kapasitasnya paling kecil. Jadi... gue
hargain bantuan kakek gue dan gue colokin flash drive itu ke "laptop"
gue. Di dalem flash drive itu ada folder dan di dalam folder itu ada folder dan
di dalam folder yang berada di dalam folder itu ada folder dan di dalam folder
yang ada di- *80 folder kemudian* yang berisi file bernama
"ReWrite.exe". Gue terus bukain itu folder di dalem folder karna gue
lagi putus asa dan akhirnya terbayar juga. Gue klik file itu, dan semacem
paduan pemakaian produk pun muncul di layar.
"Welcome
to ReWrite. We will rewrite what can't be rewritten. Which includes your CD-R,
DVD-R, and many more stuff that couldn't ever be rewritten. But, our specialty
is to rewrite your past."
"Haah...
...?” Badan gue
gak bisa berenti gemeteran. “'Rewrite
your past'? Aplikasi
kaya gini bisa nulis ulang masa lalu idup gue... ? ... Kek, kakek ngerjain
Guntur, ya?"
"To
rewrite your past, simply put the date you want to back to and click the GO
button and go to sleep. Then, your senses will be sent to the past for you to
rewrite your own history. Easy, right?"
"...
masukkin tanggal... teken GO... terus tidur...? Terus tiba-tiba gue nyampe di
masa lalu gue... gitu? ... ... ...grrrr HALAH!!! BULLSHIT!!! MANA MUNGKIN GUE
BISA PERCAYA SAMA PENIPUAN MACEM BEGINI!! KAKEK SIAL!!” Gue yang ngerasa
diboongin ngeluapin rasa marah gue ke meja berkali-kali. “Haaaah~ haaaaah~
*glek*AH! Bodo amat!"
Gue
yang mood-nya lagi amburadul, malah
makin amburadul gara-gara isengnya kakek gue ngirim paket begituan. Yang bikin
gue lebih kesel lagi, dia udeh ngasih gue harapan kalo gue bisa bawa Melati
idup lagi... ngekhayal apa gue coba. Mending gue tidur.
...
...
...
Gue
yang masih tergolong putus asa pun balik lagi nyalain laptop gue dan buka
aplikasi itu lagi.
"Wednesday,
26th April 2042!!!” Tombol yang ada tulisan GO nya itu pun gue teken sekenceng mungkin. “Haaaah~ haaaah~
sekarang... gue... haaah~ cuma perlu tidur... haaah~ HAAAAH!!!! BEGO! BEGO!
BEGO!"
Terus, gue tidur.
Gue...
masih gak percaya sama omong kosong kakek gue. Tapi, cuma ini pilihan selain
ngebiarin kepergian Melati. Akhirnya, gue tiba di H-9 kecelakaan Melati.
Tapi...
Rabu,
26 April 2042.
"Guntur!
Udah mau jam 7! Mau tidur sampe kapaan!?"
"... meeeh... Iyaaa!!" Didominasi
rasa males, gue pelan-pelan bangun dari tidur gue.
Gue
gak inget kalo gue dateng dari masa depan.
Masa
depan apa?
Eh?
Melati?
Iya,
aku Melati. Eh, kok kamu tumben memanggil aku begitu? "Mip" ke mana?
Mel...
lu-
Aku?
...
Lu mau nyeritain cerita gue, gak?
Oh?!
MAU! Ihihi
Heheh
silakan kalo gitu.
Ih,
tumben baik!
...
Iya.
Gunis
bangun dari tidurnya seperti biasa. Mandi seperti biasa. BeraSENSOR seperti
biasa. Makan seperti biasa. Ya, pokoknya semuanya serba biasa. Hidupnya itu
datar. (OY!!) Uuh. Dia akhirnya berangkat ke sekolah. Dia datang siang
seperti murid lainnya. Berbeda denganku yang datang selalu pagi. hehehe
Kegiatannya di kelas hanya tidur dan membaca bukunya. Sampai akhirnya...
"Hrrrr!!” Geram gue
sambil gue berdiri dari bangku gue. “Gak
ada gunanya ditahan. Mending ke perpus dah. Kalo ada taman Zen sih lebih bagus.
Apa boleh buat lah. Adanya perpus doang.” Terus, gue pun berangkat ke luar kelas.
Akhirnya, Gunis
mendengar suara tidak asing ditelinganya. Suara yang merdu, yang dapat
menyejukkan siapapun yang mendengarnya. Ternyata Gunis mendengar suara
idolanya. Sang Melati. Ya, Gunis sangat memuja dan memuji gadis tersebut.
Sampai-sampai, saat Gunis menyadari bahwa itu adalah suara Sang Melati, ia
langsung menghampiri Sang Melati dengan meregangkan dadanya dan mengharapkan
sebuah pelukan. Tentu, Sang Melati yang berada jauh tingkatnya dari Gunis pun
menghindar dan-... Gun, kok aku tidak di-stop?
Kamu yakin kamu tidak kenapa-kenapa?
Hm?
EH? I-iya! Udah lanjutin cerita aja gih!
mmm...
Gunis... dipukul oleh Melati, teman... sepersaingannya. Kemudian mereka pun,
berteng... kar.
"LU NGAPA
SI!? SAKIT BLO'ON."
"Ehehe...
iseng."
"Duh, duh,
pipi gue... Lu kaya kaga ada cara yang lebih normal gitu buat manggil
orang."
"Iya, iya.
Maaf. Ah, baru begitu sudah membuat orang merasa bersalah."
"... ... ...
eh, eh. Bisa gak, gak usah sebegitu formalnya? Gue yakin yang baca ini cerita
agak risih baca dialog lu abis baca bahasa preman gue."
"Ish!
Biarlah! Nikmati saja!"
"... kok gue
jadi ikutan risih, ye? Berapa lama gue udah satu sekolahan mulu sama lu?"
"... mmm...
13 tahun?"
"Udeh
tau."
"Terus,
kenapa bertanya!?"
"Tau
pertanyaan retoris, kaga? Pertanyaan yang kaga perlu dijawab."
"Tidak
tahu."
"Itu tadi
juga pertanyaan retoris..."
"...
oh..."
"..."
"..."
"..."
"...
uhuk!..."
"...
ehem..."
"..."
"..."
"... ini kenapa
jadi diem-dieman?"
"Itu
pertanyaan retoris juga?"
"Iye!"
"...
oh..."
"AAGH! Udeh!
Urusan lu ke sini mau ngapain selain mukulin gue?!"
"Itu
pertanyaan retoris, ya?"
"BUKAN!!!"
"Jadi aku
perlu jawab?"
"IYEEE!!!"
"Ehehe..."
"JANGAN
MALAH NYENGIR!!"
“Wle!!” Dia malah melet.
"Idih! Ni
anak!"
"Iya, iya.
Hihi. Langsung ke inti aja, ya?"
"Kenapa gak
daritadi si...?!"
"Ya,
abisnya-"
"KAGA USAH
DIJAWAB! LANGSUNG AJE CERITA!!"
"I-iya, iya.
Aduuh. Teriak-teriak melulu. Nanti bisa sakit tenggorokannya."
"Haaah...
haaah... haaah... (ngosngosan)"
"Ehehe...
jadi, aku punya tiket konser. Aku punya 3 tiket. Rencananya aku mau berangkat
pergi bersama Andini dan Tari. Tapi, Tari sudah ada janji. Berhubung aku ingat
kamu suka band ini, jadi kamu mau ikut menggantikan Tari, tidak? Ihihi" Melati ngasih brosur konser ke Guntur yang kemudian Guntur liat.
"Haaaah~
haaaaah~ *glek* aaaa..."
"Hm?"
"Mel-
Mip..."
"Ya?"
"Gue..."
"Mhm?"
"*glek*...
Gue..."
"Kamu...
kenapa?"
"..."
"..."
"..."
Ya...
semuanya pun terulang lagi. Sampe gue pun tersadar... gue ngerasain... Déjà
vu.
Gun...?
Komentar
Posting Komentar