Phase 0: Introduction (Pengenalan)
 |
SMP || SMA (?) |
Pertama, mungkin gue bakalan ngenalin diri gue di sini (Kalo dalam
Narrative Text ini termasuk
Orientation :P). Nama lengkap gue, Afif Windy Septiansyah. Lebih akrab dipanggil 'Apip' (bosen banget ngedenger nama itu -__- 15 tahun gak ganti-ganti). Umur gue [lihat pernyataan di dalam kurung sebelumnya] Seorang anak yang baru menginjak masa-masa SMA-nya gak lama lalu. Seorang yang paling ngerasa ke teror kalau berada di jalan raya saat malam hari tanpa ada orang yang di kenal (bisa disebut juga pengecut kali yak? -.-) Anyways.. di sini, di postingan ini, gue mau nyeritain 'Perpisahan' gue dengan temen-temen SMP gue. Telat? Betul. Ini cuma sebagai
Grand Re-opening Blog yang sudah lama mati aja kok :] Selengkapnya mengenai gue, silahkan liat tab
About Me di atas~ Well, let's start..
Phase 1: Friends in Middle School (Teman masa SMP)
 |
Temen deket sekelas (9.1)
Inisial nama (Kiri ke Kanan)
D, A, G, A (gue), R |
Gak mau lama-lama di bagian ini, jadi gue langsung ke inti aja ye. Gue, di masa SMP gue gak bisa di sebut masa kejayaan gue, karena gue itu cuma orang to*ol yang kecanduan laptop setiap hari. Kalo udah ngebuka laptop, yang nama kehidupan dunia itu lupa semua, dari makan, minum, tidur, sampe yang parahnya lagi, SHALAT! (Gue udah nyebutin belum kalo gue ini Muslim? ._.) Di masa ini, gue bertemen sama orang-orang pinter (bukan dukun) yang menurut gue sih bersifat di antara gaduh dan kalem. Bingung kan? Nah, itulah uniknya temen-temen gue semasa SMP. Kami itu gaduh, gak segaduh anak-anak bandel di luar sana. Kami itu kalem, gak sekalem air di pegunungan (ini iklan Aqua ya? ._.). Pokoknya, temen-temen gue inilah yang bikin gue gak gampang ngelupain yang namanya SMP. Di salah satu temen gue tadi, ada temen gue yang udah dari SD gak pernah lepas. Kelas 2, 4, 5, 6-nya barengan terus. Bahkan, sampai kami kelas 9 waktu itu. Tapi sekarang kami pisah SMA, mungkin karna bercandaan kami dulu yang nyebutin "Ketemu elu melulu dari SD. Bosen Gua." Setiap setelah mengatakan candaan itu kami selalu tertawa kecil dengan arti kami tidak pernah serius dengan pernyataan itu. Kami menghargai satu sama lain. Di sinilah gue nyoba hati-hati ama perkataan gue yang merupakan Doa ini. Selain dia, gue juga punya lagi temen yang gak kalah asik, Dia cadel, tapi itu bukan masalah kan? meskipun terkadang, gue ngejek dia pake nekenin suara 'R' kalo ngomong. Haha. Ada lagi yang pintar luar biasa, yang agak maho/homo (tapi sekedar bercanda, dan rumornya dia sekarang udah 'normal' :O), yang autis tapi pinter Inggris, yang autis tapi pinter MTK. Selain mereka masih banyak lagi temen-temen gue yang bener-bener gue hargain upaya mereka sebagai temen gue. Tapi mereka-mereka tadilah yang bikin ingatan SMP paling membekas di benak hati gue (cie elah! wuu!)
Phase 2: Love in Middle School (Cinta masa SMP)
 |
Mantan Gue (Seingetnya gue sih -,-)
Dia pasti ketawa ngeliat ini, soalnya beda
jauh banget =_= |
Waktu SMP, hati gua berbunga-bunga ama satu cewek saat kelas 7. Saking berbunga-bunganya, gue ampe kecanduan lagu J-Rock yang 'Falling in Love' (bukan Promosi, cuy! -,-). Gak henti-hentinya dah gue mikirin, dengerin, nyanyiin lagu itu. Satu hal lagi, saat itu masih
pure virgin. Gue belom kenal ama yang namanya pacaran. Jadi, agak ragu-ragu buat ngungkapin perasaan gue. Suatu saat, gue pulang naik angkot bareng temen gue, dan gue 'curhat' ke dia tentang perasaan gue ke cewek itu. Eh, dia juga malah gantian balik curhat, bro! haha. Mulai saat itu, gue ledek-ledekan (secara diam-diam dan tertib) sama temen gue. Haha aneh aja. Temen gue yang gak pernah suka siapa-siapa di masa SD nya, akhirnya bisa suka juga ama cewek di SMP (itulah pendewasaan mungkin ya?). Ada satu kejadian di mana cewek gebetan gua tersebut bilang gini ke gue, "Pip! temenin gue ke kamar mandi yok!" GILA KAN?! karna shock, akhirnya gue pun jatuh pingsan... tapi, boong! Entah bener atau enggak, kayaknya muka gue waktu itu memerah dan gue jawab, "Et! Pergi aja dewek!" temen-temen di sekitar gue ya jelas ketawa lah (gimana enggak? -.-;) Tapi, ternyata eh ternyata, takdir mempersatukan kami. Meski hanya sementara. Dan dengan alasan "Demi keselamatan lu, pip. Gua gak mau lu kenapa-kenapa." Dia harus milih cowok lain dan ninggalin gue. Hubungan kami waktu itu cuma berumur 1 bulan 28 hari. Pertama, gue gak percaya ama omongannya, dan gue marah besar. Tapi, lama-kelamaan, gue sadar, mungkin dia juga gak betah sama gue. Secara, gue gak pernah ngajakin dia keluar di malem... di malem... malem ming... minggu.. MALEM MINGGU!!! (gue benci malem-malem itu >:[ ). Lambat laun, gue mulai lupain dia tapi dengan sengaja menumbuhkan rasa trauma diri gue atas hal mitos yang sering disebut 'cinta'. Tapi, gue juga pernah suka dengan cewek yang digebet ama temen gue (kita sebut dia teman angkot). Gue ngerasa bersalah cuma karna gue suka ama itu cewek dan gue masih gak bisa maafin diri gue atas hal itu entah kenapa. Tapi, 'cinta' adalah mitos belaka kan? Yang kau cinta hanyalah, Tuhan mu, Rasul mu, Keluarga mu, dan pasangan mu kelak nanti.
Phase 3: Torture (Penyiksaan)
MOS atau istilah modernnya MOPDB. Masa dimana semua calon murid SMA diberi 'tantangan' oleh Senior mereka. Bukan berarti sang senior ini benci, bukan. Mereka hanya menjalankan tugas mereka kok. Ya kan? 3 hari MOS yang penuh bahagia, canda, dan tawa (pernah denger potongan kalimat itu di suatu tempat. Hmm..) Hari pertama MOS, penyiksaan pertama gue adalah gue gak punya temen bekas se-SMP ama gue. Hal yang gue lakuin saat pertama masuk kelas adalah, duduk manis menyendiri di dekat pintu kelas. Hingga akhirnya, ada 'paksaan' untuk tukar tempat duduk dengan teman yang belum di kenal. Setelah lama kemudian, kami mulai akrab satu sama lain. Melagukan yel-yel dan hal-hal lain membuat kami agak dekat. Entah apa yang terjadi saat itu, gue bertingkah aneh atas suruhan kakak kelas, sebenarnya bukan karna kakak kelas, yaa.. karna kebiasaan sih. Semenjak itu, gue jadi.. ya.. sebutlah 'populer'. Saat itu ya fun-fun aja jadi populer. Tapi lama-kelamaan, gue iritasi (ini cerita di lain hari). Oh, ya penyiksaannya! mmm... sebenernya gak terlalu banyak penyiksaan saat MOPDB, mungkin gue cuma gak ikhlas ngejalaninnya waktu itu (gua harus ganti judul gak nih ya? .-.) Penyiksaan sebenarnya mungkin saat kelas MOPDB harus di pisah dan kelas dipilah berdasarkan suatu hal yang masih dipertanyakan hingga sekarang. Gue yang awalnya di X-2 Soedirman, harus mengungsi ke X-1 yang sekarang dikenal dengan sebutan UNO X-1, di mana fase berikutnya dimulai.
Phase 4: The Initiated new Life (Mulainya hidup baru)
Gue, sebagai murid yang 'gak punya siapa-siapa' waktu itu ngerasa canggung berada di sekitar orang yang gak gua kenal. Di UNO X-1 (nama ini belum kebentuk waktu itu), banyak yang duduk dengan teman satu kelompoknya waktu MOPDB, teman satu SMPnya dan gue? Gue sebenernya juga duduk sama temen sekelompok MOPDB gue. Tapi, waktu itupun gue belom terlalu kenal ama dia. Lambat laun, gue nyoba-nyoba bawa Macbook gue ke sekolah (FunFacts: di SMP dan di SMA, gue selalu jadi murid pertama yang berani bawa laptop :D) dan ada murid yang ternyata punya ketertarikan yang hampir sama kayak gue, yaitu komputer dan design. Meskipun dia gak begitu ahli, ane coba deketin dia, ya sekalian kenalan juga kan? Dia juga pinter, lebih pinter dari siapapun di kelas, gayanya yang agak autis bikin gue tertarik ama orang ini, dari cara jalannya dan sebagainya. Kemudian, anak 'vertigo' yang paling jarang sakit. Pertama, gue kira dia cuma pura-pura. Tapi, lama-kelamaan, sakitnya ke bukti kok. Gue nyesel ngeraguin itu orang, dan gue ngerasa bersalah -.- Tapi, kami sekarang jadi temen deket. Gue bikin (sebenernya gak bener-bener bikin) geng yang disebut 'Tim Indik-indik' yang terdiri dari seorang pemimpin Kuliner kelas, Anak Kereta, Anak Gitar (Anak 'Vertigo'), Anak Autis, dan gue yang agak sedeng tapi berlebihan. Move on to Pemimpin kuliner dan Anak Kereta. Mereka adalah pasangan yang bisa kita sebut maho. Mereka selalu melakukan adegan-adegan tidak senonoh di depan banyak orang (Hiii!! Tapi, gak bener-bener ampe buka-bukaan kok.) Anehnya, meskipun mereka 'maho', masih banyak cewek yang ngincer mereka. Mungkin karna mereka belum niat bermaho menurut ajarannya kali ya? Akhirnya kehidupan di UNO X-1 pun jadi asik dengan datangnya guru-guru yang memang berniat memberi kami pelajaran namun menjadi suram ketika datangnya guru penghasil Yogurt dengan tugas korannya yang sampai sekarang belom gue lunasin.
Sekian untuk 'A day in a life #1'. Mudah-mudahan terhibur membacanya. Dan sekarang gue sebutin nama orang-orang yang gue deskripsiin di atas; Galih, Rio, Danang, Adhit, Jefa, Ismail, Anggit, Tiara, Rifki, Urfan, Haki, Hafizh, Guru-guru yang asyik tentunya, dan Marshinta tentunya (>:P).
A day in a life #2 berikutnya bakal ngebahas soal 'Percintaan' gue di SMA dan bagaimana sempitnya ternyata dunia ini. See You All Later!!
Komentar
Posting Komentar